Direktur Lentera Research Institute:  Pendekatan Soft Approach dan Hard Approach Sudah Berjalan Secara Paralel di Papua

    Direktur Lentera Research Institute:  Pendekatan Soft Approach dan Hard Approach Sudah Berjalan Secara Paralel di Papua

    JAKARTA - Pemerintah memberikan perhatian penuh guna menyelesaikan berbagai dinamika permasalahan ditanah Papua. Berbagai kebijakan sudah dibuat oleh Pemerintah pusat maupun daerah untuk menangani permasalahan KST papua hingga memperoleh dukungan terhadap pembangunan Daerah Otonomi Baru (DOB). 

    Pendekatan soft approach yang berorientasi kesejahteraan dilakukan secara paralel dengan pendekatan hard approach yang bersifat penindakan terukur. Menyikapi hal tersebut, POKJA Papua-Lentera Research Institute mengadakan diskusi terbatas guna memberikan masukan kepada para stakeholder terkait.

    Hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut Dr. David Nordfolk, Direktur Eksekutif Lentera Research Institute; Arif Dilianto, Peneliti Univ. Pertahanan serta Madroji, Peneliti CISS. Sebagai moderator dalam diskusi tersebut adalah Rully Fikriansyah, koord. Politik IMASOSDEM-DPW Jakarta. 

    Dalam kesempatan tersebut Dr. David Nordfolk mengatakan bahwa  Upaya pembebasan Pilot Susi Air oleh aparat keamanan bersama instansi terkait dengan mengedepankan pendekatan negosiasi telah berhasil mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena dinilai sebagai langkah komprehensif dengan risiko seminimal mungkin.  

    "pembebasan Pilot Susi Air oleh aparat keamanan bersama instansi terkait yang mengedepankan negosiasi telah berhasil mendapatkan apresiasi karena dinilai sebagai langkah komprehensif dengan risiko yang minim", ujar David.

    Terkait kebijakan DOB David menilai Pemerintah telah memberikan banyak kekhususan, termasuk porsi besar bagi Orang Asli Papua (OAP), yaitu sebanyak 80 persen untuk bisa mengisi posisi sebagai ASN di DOB Papua.

    "Pemerintah memberikan banyak kekhususan, termasuk porsi besar OAP yang sebanyak 80 persen untuk bisa mengisi posisi ASN di DOB", tambah David.

    Sementara itu, Arif Dilianto berpendapat bahwa Aparat keamanan melakukan pencarian dan pengejaran terhadap KST demi mengembalikan situasi kondusif di Bumi Cenderawasih dan agar pembangunan Papua tidak terhambat. Sedangkan terkait kebijakan DOB ia melihat  Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus mendorong efektivitas penyelenggaraan pemerintahan di empat Daerah Otonom Baru (DOB) Papua. Ia juga melihat urgensi dari adanya peraturan yang ditegakkan agar prosedur pemerintahan berjalan dengan lancar.

    "Tujuan dari aparat keamanan melakukan pencarian dan pengejaran terhadap KST adalah agar situasi kondusif di Bumi Cenderawasih dan pembangunan Papua tidak terhambat" ujar Arif.

    " Efektivitas perlu dijaga demi kelancaran pelayanan administrasi di DOB Papua" tambahnya

    Disesi terakhir, Madroji berpendapat bahwa  seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan telah menunjukkan komitmen yang sangat kuat didalam menghadapi KST papua, khususnya dalam upaya pembebasan Pilot Susi Air. Ia menilai upaya pembebasan Pilot Susi Air tidak hanya menggunakan pendekatan militer saja,  namun juga mengedepankan pendekatan yang humanis.

    "Effort untuk membebasan Pilot Susi Air tidak hanya menggunakan pendekatan militer saja,  namun Pemerintah juga mengedepankan pendekatan yang humanis", tutup Madroji.

    direktur lentera research lentera research institute papua dob otonomi baru papua dr david nordfolk
    Suferi

    Suferi

    Artikel Sebelumnya

    Dr. Ing. Ilham Habibie: International University...

    Artikel Berikutnya

    Sumbar Dukung Kongres IPNU Tahun 2021 Diadakan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Lapas Permisan Gelar Senam Pagi, Disambut Antusias Oleh Warga Binaan
    Polsek Pangkalan Gelar Patroli Malam, Kontrol Wilayah Perbatasan
    Halau Gangguan Kamtibmas, Polsek Pangkalan Laksanakan Patroli Perbankan
    Ronny Palupessy Ingatkan Jangan Ciderai Pilkada Dengan Kepentingan Politik Yang Menggunakan Alat Negara

    Ikuti Kami