Kisah Pilu Sang Buruh Tani yang Rumahnya Tidak Layak Huni

    Kisah Pilu Sang Buruh Tani yang Rumahnya Tidak Layak Huni

    Lombok Tengah - Memiliki Hunian yang Layak Huni menjadi impian semua orang, terlebih dikehidupan era digitalisasi pada saat ini.

    Namun impian tersebut harus disimpan erat-erat oleh Amak Manap yang seorang Buruh Tani asal Dusun Belong Lauk Desa Sukarare Kecamatan Jonggat Lombok Tengah itu.

    Pasalnya dengan keadaannya saat ini yang menderita Struk ringan mengurangi gerak langkahnya untuk beraktifitas.

    Saat ditanya keinginannya untuk memiliki Rumah yang Layak Huni ia sampai terharu menceritakan kisah hidupnya.

    Amak manap yang saat ini memiliki 6 anak namun tersisa 1 yang menjadi tanggungannya karena yang lainnya sudah menikah.

    Ditengah keadannya yang sekarang yang sudah enggak bisa menjadi buruh tani (merampek/red) dirinya memaksakan diri untuk mengais rizki melalui strum ikan dan belut disawah dan sungai.

    Amak Manap sangat berharap ada uluran tangan pemetintah untuk membantu dirinya sehingga bisa memiliki hunian yang layak disisa usianya.

    "Kalau untuk bantuan Rumah layak huni tidak ada sampai sekarang, padahal dulu pernah di photo dari sejak masa Gempa namun tidak ada realisasi." Ungkap amak Manap diterjemahkan anaknya yang saat ini sedang kuliah di salah satu PT di mataram, Rabu (21/04/2021).

    Lebih lanjut, Ia menuturkan tetangga-tetangganya banyak yang sudah dapat bantuan rumah.

    Namun hingga berita ini diterbitkan belum dapat respon dalam hal ini kades Sukarare yang dihubungi via WA.

    (Syamsul Hadi)

    Update

    Update

    Artikel Sebelumnya

    Babinsa Koramil 01/Ranai Komsos di Desa...

    Artikel Berikutnya

    Transaksi Exspor - Impor PT.Sinar Laut ...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Langkah Preventif Lapas Permisan Terhadap Gangguan Keamanan dan Ketertiban
    Jelang Pilgub dan Pilkada, Kapolsek Purwasari Ajak Para Tokoh Ikut Jaga Kamtibmas 
    Syukuran, Pedagang Soto Branggahan Gelar Nyoto Bareng Mas Dhito
    Kontrol Area Lingkungan Lapas Permisan, Terapkan Prinsip Awas Jangan - Jangan

    Ikuti Kami